Cerpen
Berbicara Kepada Angin
Oleh : Salam Idris
Kenapa disetiap penampilan kita harus
membutuhkan suara?, apakah kita bisa berbicara tanpa suara?, kurasa itu bisa,
sekeras apapun angin badai yang kubuat maka hanya angin yang bisa menjawabnya
dan suara jangkrik eeh....... mungkin ini terdengar sangat konyol tapi itulah
yang terjadi saat ini aaah aku sangat bodoh tapi aku hanya punya lilin ketika
aku berada di rumahku hanya di rumahlah suaraku bisa terdengar jelas tapi bisa
menimbulkan gesekkan korek api yang membakar telinga hingga ke otakku dan di
saat itulah aku sadar bahwa tak ada padi yang bisa tumbuh dengan tegak tapi
sekuat apapun petani merawat sawahnya tetaplah padinya akan merunduk. Langkah
demi langkah yang kulalui untuk pergi kamarku terasa kamarku sangatlah jauh
hingga aku tak sanggup naik tangga lagi aku selalu berpikir setiap apa yang
kulakukan apakah yang kulakukan selama ini selalu saja salah padahal aku
berkata sesuai apa yang terjadi dan apa yang harus aku ungkapkan, apakah bisa
mendapat ketenangan apakah bisa memiliki sahabat walaupun itu satu, malam
semakin larut dan jendela kamar aku terbuka dan suasana semakin mencekam “
apakah aku besok bisa bertahan dengan lilin kecil ini? Kurasa tidak”( kata aku
sambil memeluk erat bantal gulingku) hanya suara anginlah yang berbisik
ditelinga aku hingga aku tertidur lelap oleh nyanyian yang berbisik.
Sekarang orang tua aku lagi kerja diluar
negeri jadi sibuk. Karna kesibukannya, dirumah aku tinggal sama tante aku
anaknya Fauzin. Tante aku kehilangan suaminya bulan lalu. Aku sekarang sudah
SMP kelas 8. Maklum usah kenal sekolah seutuhnya. Aku tinggal di sebuah rumah.
Mungkin rumahnya gak keliatan mewah tapi buat aku rumah itu nyaman. Aku anak
tunggal. Oh iya nama aku Nur Syamira Aulia. Hari-Hari yang aku lalui tidak
terlalu enak, yaaaa...memang tidak enak, seperti dibully gitulah. Saat pertama kali aku dibully itu adek kelas aku yang tomboy gitu mengejek aku yang saat
itu ada seorang yang menabrak aku, ternyata adek kelas aku. Aku tidak melawan
sebab aku tidak mau cari masalah, tiba-tiba saja si tomboy mengejek aku dengan
ejekan yang sakit hati. Seperti ‘pengecut lo, masa adek kelas dimaafin”, saat
itu tidak menghiraukan ejekannya. Sesampainya dikelas semua teman aku
menceritakan tentang aku. Sebel sih mendengarkannya. Tapi aku jelasin kalau aku
tidak mau cari masalah, dihiraukan penjelasan aku. Disitulah aku mulai merasa
kesepian disekolah. Aku cuma bisa berharap ada seseorang atau siapalah yang
dapat merubah hidupku ini. Skip.
Keesokan harinya, sinar matahari mulai
menembus kegelapan di kamar aku dan dimana-mana mulai terdengar suara kokokan
ayam dan suara kicauan burungpun terdengar sangat indah seakan Tuhan Yang Maha
Esa memberikan lagu semangat, seakan-akan aku memndengar apa yang ada di lirik
lagu itu ‘janganlah pernah menyerah dan syukuri apa yang kamu miliki sekarang’ ( terdengar sangat lembut dan
semar-semar) akupun mulai bergegas ke sekolah dimana mulut nggak pernah
berhenti berbicara. Didalam perjalananku ke sekolah aku sangat menikmatinya dan
aku harus manfaatkan kesempatan ini untuk aku tenang sebelum aku tiba kesekolah
begitu bahagianya orang-orang yang di pasar aku melihat dia bisa sembunyikan
rasa sakitnya untuk berkerja tidak seperti aku aku cuma bisa meminta kepada
ayah dan ibu aku. Setiba disekolah dimna aku harus melalaui terowongan yang sangat
panjang dan berisi seribu suara tawakan dan bully
aku hanyalah bisa menundukan kepala aku seakan aku tidak mendengar suaranya,
walaupun aku berlari seakan kelas itu juga berlari jauh hanya suara lonceng
tanda masuk kelaslah yang bisa menenangkan suasana saat ini. Aku masuk ke kelas
bersama guru yang selalu melindungi aku saat aku sedih, ketika pelajaran
pertama selesai aku berdoa “semoga hari di sekolah ini dapat berjalan dengan
cepat” ( dengan suara aku yang berbisik ) ,”ngapain kamu” (dengan suara yang
sangat keras), “aku sedang berdoa” (dengan suara ketakutan), “ apa, aku nggak
mendengarnya?” (dengan suara yang sangat keras) aku sangatlah malu saat itu
dimana aku hanya bisa melihat seribu mulut yang sedang tertawa sekaras apapun
angin badai mulut itu tidak bisa hilang seakan aku hanyut oleh arus sungai saat
itu tidak bisa berbuat apa-apa. Jam terus berputar menghapus kegelisahan saya
mulut itupun pergi satu-satu menjauhi aku saat inilah yang aku tunggu dimana
kelas meminta tolong kepadaku “tolong bersihkan aku” ( dengan suara
berbisik-bisik) aku sangat bahagia saat itu aku juga ditemani oleh angin yang
berhembus melalui jendela kelas aku seakan ac di kelas saat itu tidak berasa
hanya angin yang sejuk yang mengenai kulitku yang dibasahi oleh keringat apakah
ini bisa terulang lagi......
Keesokan harinya, liburpun tiba sekian
lama aku menunggunya hari libur ini, aku merasa ingin istirahat dan menatap
matahari yang bersinar dengan cerah inilah kebahagian dimana aku saja yang
merasakan betapa agungNya Tuhan yang telah menciptakan dunia ini. Aku sangatlah
senang terlahir di dunia ini dengan sempurna aku sangat berteima kasih, aku
dapat merasakan kebahagian ini dengan panca indraku, hai angin apakah ini akan
terjadi? Kalau terjadi kembali aku ingin yang lebih istimewa lagi daripada yang
ini bukan maksudku tidak mensyukurinya, hai apakah aku ini orang aneh yaah,
menurutmu kayak gimana?, hahaha...... aku memang aneh yaah, tapi aku merasa
baik ajah kalau aku bicara kepada angin karena, tidak ada yang menertawai aku
dan tidak pernah membuat sedih.
Pada biasa setiap hari minggu aku pergi
ke rumah nenek aku disana sangatlah sejuk udaranya dan pemandangannya indah aku
tidak sabar lagi, beberapa jam kemudian aku,ibu dan ayah aku tiba di rumah
nenek aku saat itu matahari memacarkan sinar jingganya yang terasa hangat,
burung-burung terbang kesana kemari udaranyapun sangat beda dengan di kota
tempat aku tinggal tapi disini sangat sempurna. Malampun tiba nenek mengada
acara yyang biasa dilaksanakan untuk rasa rasa syukur atas panen yang melimpah
tak lama kumudian penduduk warga berdatangan didepan rumah nenek aku dan
sangatlah rame disertai bahagia akupun juga ikut bahagia aku baru pertama kali
melihat acara seperti ini dan entah mengapa akupun juga merasakan bahwa tak semuanya
di kota itu bagus dan sebaliknya juga banyak temanku nggak suka jika pergi ke
desa katanya jaringan jeleklah dan apalah, tapi aku sangatlah suka dengan
suasana di desa warga semua keliatan ceria, tapi saat itu seakan-akan waktu
terasa sangat cepat hingga akhirnya aku lupa waktu bahwa aku besok harus balik
lagi kekota.
Aku telah banyak bercerita kepada angin
tapi sampai sekarang aku belum mempunyai teman manusia satupun aku sangat ingin
mempunyai teman yang dapat membantu aku dan aku bisa curhat kepadanya juga,
kalau aku tidak mempunyai satupun kayak aku selalu merasa selalu dikucilkan di
sekolah aku harus bersemangat lagi. Keesokan harinya seperti biasa kokokan ayam
adalah alarm pembangun saya, setibanya aku ke sekolah aku datang sedikit
terlambat untung loncengnya belum bunyi, tak lama kemudian setelah kedatangan
saya loncengpun berbunyi, setibanya di kelas tiba-tiba aja ada anak pindahan
dan dia di kelasku namanya rinna dia dari kota yang sangat jauh. dia pindah
hari ini, dia duduk disampingku setelah pelajaran pertama berlalu tiba-tiba
ajah dia menyapaku dengan sapaan bahasa yang aneh, “ maaf saya tidak mengerti
degan bahasa anda” ( kata aku degan suara yang agak ketakutan), “maaf aku belum
terbiasa” (kata Rinna dengan suara yang agak gemetaran), wajar saja kalau
bahasa yang agak kaku gitu tapi aku senang kini ada yang bisa mengajak aku
bicara dengan sopan, “ hai rinna perkenalkan nama aku syamira panggil saja aku
mira, salam kenal” ( kata aku sambil mejulurkan tangan kedepan), “ yaa.. salam
kenal juga dan mohon bantuannya juga yaah aku belum terbiasa dengan kebudayaan
disini” ( kata rinna sambil menjabak tangan aku dan mukanya tersenyum kepadaku
). Waktu terus berputar tanpa henti dan tibalah lonceng berbunyi menandakan
waktunya pulang, “hai Rinna kamu pulang kearah mana?” ( kata aku sambil
tersenyum), “ eeeh aku tadi dari arah kebarat tapi aku belum ingat
belokan-belokan yang ada disini” ( kata rinna dengan mata yang berkaca-kaca
begitu), “ ayo bareng aku ajah kebetulan arah rumahku sama dengan arah dengan
rumahmu nanti setelah di rumahku kamu boleh telpon ibu atau ayah kamu, kamu
taukan nomornya?” ( kata aku dengan sangat senang ), “beneran!... terima kasih
Syamira” (kata rinna dengan mata yang berbinar-binar). Setibanya aku di rumah
belum ada siapa-siapa kecuali aku dan Rinna, “ silahkan masuk jangan malu-malu”
(kata aku), “iya, makasih” (kata rinna), “aku kedapur dulu yaah silahkan lihat
disekitar sini” (kata aku), beberapa menit berlalu, “maaf menunggu lama yaah,
tidak apa-apakan kalau Cuma teh yang ada” (kata aku), “ nggak apa-apa, maaf yah
aku merepotin kamu” (kata rinna), “ nggak apa-apa kok...”(kata aku), “ ohh iya
hampir lupa kamukan mau nelpon orang tua kamu, tunggu bentar yaah....” ( kata
aku), “iyaa” (kata Rinna), “ ini telponnya” (kata aku) setelah aku meminum teh
dengan Rinna akupun mengantar Rinna sampai kerumahnya beberapa jam kemudian
mataharipun udah tenggelam dan aku pulang dia antar oleh orang tuanya Rinna,
setibanya aku di rumah akupun masuk dan belum ada siapa-siapa, tanpa aku sadari
tante aku dateng dan memarahi aku, “ kamu dari mana ajah kamu tau udah jam
berapa sekarang?, ini udah malam masih ajah keluar dari rumah” ( kata tante aku
dengan suara yang besar dengan mukanya yang memerah), ”dasar nggak tau diri”
(kata yina anak tante aku), “iya maaf, kalau aku keluar dan puang terlalu lama,
aku tadi keluar sore untuk mengantar teman aku kerumahnya ibu dan ayahnya sibuk
jadi aku temanin dia sampai kerumahnya set-“ ( kata aku dengan suara yang
gemeteran), “ alah jangan banyak alasan cepat mandi dan ganti baju” (akupun
langsung kekamar aku tanpa mengatakan sesuatu), malam ini seakan aku berada di
bukan rumahku sendiri, sampai sekarang aku tidak mengerti apa maksud dari semua
perbuatan tante aku tapi aku pernah ingat apa yang a katakan padaku “ kamu
sangatlah mirip dengan ibumu, suara kamu, mata kamu dan wajahmu kamu sangat
mirip dan kamu adalah pus-“ (dengan suara yang sangat lembut), aku tak tau apa
selanjutnya yang dikatakan pada waktu itu aku sakit.
Pagi haripun tiba dengar cahaya yang
sangat cerah melalui pintu kamar aku daun yang berguguran menambah jesan yang
sangat indah, ”tok tok tok” ( suara
pintu) , “ iya silahkan masuk”( kata aku), “temenin tante ke super market mau” ( dengan suara yang sangat ceria), “iya”(kata aku). Pada pagi hari itu
semuanya berjalan dengan lancar ditemani dengan sinar matahari yang
sangat cerah tanpa ada gangguan sama sekali tiba-tiba ajah tante aku baik
seperti biasa kecuali anaknya itu dia sangat belagu aaahhh........ apakah orang
dewasa mempunyai kepribadian dua, “maaf
yah.. Mira tante tidak bermaksud
memarahi kamu kamarin malam aku tidak sengaja karena waktu aku pulang kerumahmu
aku dalam keadaan mabuk dan pas kamu datang aku ngelidur dan tak sadarkan diri
maaf yaah Mira dan anak saya”( kata tante), “iya nggak apa-apa tante”(kata
aku), syukurlah, huft...... aku senang banget aku sangat lega kirain tante aku
berubah menjadi galak seketika. Waktupun semakin berjalan dengan lancar
siangpun tiba dan saatnya makan siang terasa sangat kurang tanpa adanya ibu dan
ayah disini biasanya kami makan ditersa rumah menikmati terik matahari yang
bersinar dan bunga yang indah disekeliling rumah saya tapi Cuma aku, tante dan
anaknya bersamaku dirumahku ini. ” Mira tante belum perkenalkan anak saya,
perkenalkan namanya Fauzin” (kata tante aku), “perkenalkan nama saya Syamira
panggil saja aku mira senang berkenalan denganmu Fauzin” (kata aku dengan suara
yang ceria), “iya” (kata Fauzin) makan siangpun kita lalui dengan senang dan
gembira bercerita tapi disisi lainnya Fauzin Cuma mengaduk-ngaduk makanannya
dan mukanya sangat kesel tiba-tiba ajah dia menyenggol meja dan menumpahkan air
lalu pergi begitu saja tanpa ada sepatah kata ia lontarkan, “HAI FAUZIN KAMU
JANGAN BERBUAT SEPERTI ITU INI BUKAN RUMAH KITA INI RUMAH SYAMIRA JAGA PERLKUANMU
ITU DASAR A-“ (kata tante aku dengan marah-marah dengan wajah agak kemerahan),
“maaf yaah Mira emang dia biasa begitu sejak kematian ayahnya entah kenapa dia
berubah menjadi orang yang nggak baik."."gak papa kok
tante.".kataku dengan tenang. Aku sebenarnya tidak tahu mengapa si fauzin
sikapnya berubah drastis, yang jelas aku yakin ada sesuatu dari ayahnya.
Keesokan harinya, seperti biasa
lagi...suara kokokan ayam dan kicauan burung. Setelah aku siap kesekolah
tiba-tiba ada ketuk pintu tok tok tok...,( suara pintu) aku heran siapa yah jam segini udah ketok pintu rumah. Tante aku
membuka pintu..."SYAMIRA"."iyah tunggu", ( langsung berari)
Aku langsung ke ruang tamu oh... ternyata rinna. "Syamira, ayuk kita ke
sekolah sama-sama aku", ajak rinna."Iya, tapi tunggu sebentar, aku
mau mengambil tas aku”,(berlari kekamar).”tante aku pamit kesekolah dulu, dadah
fauzin". Kataku (melambaikan tangan). Sesampainya disekolah aku masuk
kekelas, dan aku ajak cerita sama rinna. Rinna sebenarnya belum bisa berbahasa indonesia
secara baik jadi, aku ajarin dianya juga.
Pada saat jam terakhir tiba-tiba masuk seorang siswa sambil berkata dengan
suara yang keras "hey kalian yang pernah ngebully Syamira, dipanggil sama kepala sekolah di ruang kepsek".
Dengan suara yang kerasnya itu, tiba-tiba kelas jadi hening, kemudian terjadi
kegiatan bisik-bisikan antar siswa. Aku jadi tertegun kaget sepertinya aku mau
menghilang atau aku mau waktu berjalan secepatnya. Setelah beberapa saat,
keluarlah semua siswa kecuali aku dan rinna. Lepas itu, bel pulang berbunyi.
Siswa yang dipanggil tak kunjung kembali, akupun pulang bersama rinna. Saat
hari itu aku pulang ke rumah sendirian.
Sesampainya dirumah aku masih heran dan
bingung dengan berbagai pertanyaan dikepalaku. Aku menebak-nebak siapa yah
berani melapor ke guru? Atau karna kepsek tahu kalo aku sering kena bully? Jangan-jangan tante aku yang
melapor?. Ahhh.....sudahlah kalau dipikirin terus nanti jadi masalah besar. Aku
membuka jendela kamarku, wuishhh.....hembusan
angin sore membuat hatiku damai, seperti dia memberiku semangat untuk tidak
takut apapun. Saat makan malam, saat suasana lagi hening, tanteku bertanya
“Bagaimana? Sekolahnya lancar mira?”. Aku kaget, dalam hatiku berkata apakah tante aku yang melapor?. Dan baru
saat ini tante aku bertanya tentang aktivitas aku disekolah. “Baik kok tante,
gak ada masalah kok tante”. Jawabku. “Yang bener?”. Kata fauzin dengan nada
yang gak enak didengar. “Sudah fauzin, gak usah protes terus”. Kata tanteku
dengan nada yang rendah. Selesai makan malam aku merebahkan diri ke kasur,
melupakan semua kejadian yang telah terjadi...
Keesokan harinya, Aku dibangunkan oleh
kokokan ayam dan suara kicaun para burung. Saat pamitan sama tante, dia
bertanya "Mira, disekolah kamu sering di bully ?". Aku kaget "iya".(angkat kepala) Jawabku."Nanti
ada suprise dari tante",( kata tante aku sambil tersenyum) Dalam
perjalanan sekolah aku gelisah. Pikiranku entah mau mikirin apa. Yang jelas aku
gelisah waktu pas kemaren. Aku takut dibully
sama teman kelas aku, bukan teman sih tapi bisa dibilang 'musuh'. Aku sempat
kepikiran agar bolos aja gak usah sekolah hari ini. Dalam kegelisan begiti,
tiba-tiba rinna menepuk pundakku sambil berkata "yuk kita sama-sama
sekolah. Hadapi sekalian masalah walaupun itu dapat membunuh kamu Mira",(Mira
Berbalik)."semua masalah". Kataku mengoreksi. "Hehe...salah
ucap". Kata mira. Aku kira rinna marah padaku, ternyata dia baik sekali. Sesampainya
disekolah, aku mendengar angin seolah-olah berkata ‘selamat atas kesabaran
kamu’. Di depan kelas aku deg-degan takut setengah mati, tapi rinna mendorong
aku sampai-sampai aku memdorong pintu kelas kebuka. "Maaf kan Kami
Syamira, kami minta maaf atas kelakuan kami yang tidak baik. Tolong maaf kan
kami yah Mira!!!",(Mira ketakutan). Kaget,terharu dan marah perasaan ini
bergabung jadi satu, yaitu perasaan bahagia telah minta maaf kepadaku,
sepertianya aku bermimpi. "Aku gak tau.....tapi aku maaf kan kamu semua
kok". Jawabku (Berlinang air mata) "Makasih mira, Kami akan baik ke kamu
selamanya". Kata teman aku (Bel berbunyi), kami sekelas duduk ditempat
masing-masing. Guru masuk dan berkata "Mira, kalau kamu dibully lapor aja ke ibu yah, nanti ibu
beri suprise ke dia"."Baik bu". Mulai hari itu semua teman
kelasaku baik padaku. Aku jadi bahagia.aku jadi senang. Teman-teman aku
mengajak jajan bersama, mengerjakan tugas bersama dan bercerita bersama. Tak
lupa, aku juga ngajak rinna biar bisa akrab dengan yang lainnya juga. Sepulang
sekolah aku senang bangets. Aku senyum-senyum sendiri sampai rinna heran
melihat aku. Haduh... Rinna, aku lagi bahagia jadi wajar sajakan kalo aku
senyum sendiri. Sesampainya dirumah aku kaget, ketika aku buka pintu rumah ada
dua sosok berdiri didepan aku. Ayah Ibu. Aku senang sekali, benar-benar hari
yang spesial buat ku hari ini.... . Aku peluk ibu ayah aku dengan erat
sekali... . Aaa...aku bagaimana yah ngengunkapin perasaan bahagia aku. Serasa
mau terbang. Ehhh.... Fauzin tiba-tiba memeluk aku, padahal biasanya dia auka
marah sama aku. Bahagianya aku. Lengkap sudah kebahagiaan aku.
Bagaimana rasanya kalo udah ngelewatin
sakit dalam hidup kita? Enakkan? Terus bagaimana waktu sembuh kamu dapat
suprise dari keluarga kamu rasanya kayak gimana? Bahagia bukan? Lebih dari
bahagia pastinya. Teman-teman kelas aku emabg jahat tapi yah....kalau sudah
bertemu dengan kepsek sudah kapok dia. Tapi enak rasanya kalau teman kita baik
kepada kita. Itulah yang aku rasakan dari dulu. Seakan akan Angin menjawab
harapanku, mengabulkan permintaanku. Emang benar suatu pekerjaan akan dibalas
setimpal.
..::TAMAT::..
Unsur Instrinsik
1.
Tema : kesabaran
atas sebuah tindakan pem-bully-an
oleh teman kelas
2.
Latar tempat :
sekolah, Rumah, Rumah Makan
Latar suasana : kesedihan
3.
Tokoh : teman kelas
syamira, rinna, fauzin, tantenya syamira, ibu dan ayah syamira.
4.
Perwatakan :
·
Syamira :
penyabar, baik
·
Rinna : suka
gugup, tidak bisa bergaul dengan yang lain
·
Teman kelas
syamira : jahat, suka mengejek, pemarah
·
Fauzin :
sombong, jahat
·
Tante syamira :
baik, pengertian sama syamira
5.
Gaya bahasa :
mudah dimengerti
6.
Alur : Maju
7.
Sudut pandang :
pertama
8.
Amanat : jangan
pernah kita berbuat jahat kepada teman kelas atau sahabat sebab itu sangat
tidak bagi seseorang, sebalionya kita harus berbuat baik kepada teman-teman
kita.
Semoga bermanfaat, aminn...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar